Pantaiutara Jakarta [ sunting | sunting sumber] Daerah Khusus Ibukota Jakarta di pantai utara Jawa bagian barat meliputi wilayah tanah seluas 664 kilometer persegi (256 sq mi) dan 6.977 kilometer persegi (2.694 sq mi) perairan. Tidak kurang dari tiga belas sungai melintasi daerah ini, yaitu: [2] Kali Angke. Kali Maja [3]
3. Kali Pesanggrahan Merupakan sungai yang mengalir dari Kabupaten Bogor, melintasi Kota Depok, Jakarta Selatan, hingga akhirnya ke Tangerang, Banten. Sungai ini berhulu di wilayah Kecamatan Tanah Sareal, dan melewati Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Limo, Kecamatan Kebayoran Lama, Kecamatan Pesanggrahan, Kecamatan Kembangan, Kecamatan Kebon Jeruk, hingga akhirnya ke Cengkareng. Kali Pesanggrahan mengalir sepanjang 66,7 km dan bermuara ke Kali Angke. Pada masa pendudukan VOC, sampai dengan sekitar tahun 1720 Kali Pesanggrahan masih dapat dilayari hingga jauh ke pedalaman. Tidak kurang dari 25 buah penggilingan dibangun pada kebun-kebun tebu partikelir di sepanjang tepian sungai, sehingga ketika itu sungai ini sangat penting sebagai jalur pengangkutan gula dari kebun ke kota Batavia. 4. Kali Grogol Sumber mata air Kali Grogol ada di Desa Kedungbadak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan mengalir ke arah utara di antara Kali Krukut di sebelah timurnya dan Kali Pesanggrahan di sebelah baratnya. Sungai ini melintasi Desa Sukadamai dan Desa Kencana. Aliran sungai terus ke utara melalui Senayan City dan di sisi barat Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kali Grogol yang panjang alirannya 23,45 km ini bermuara ke Kali Angke. 5. Kali Krukut "Krukut" adalah nama perkampungan yang merupakan kelurahan di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, yaitu terletak di atara dua sungai, yaitu Kali Ciliwung dan Kali Cideng yang kemudian lebih dikenal sebagai "Kali Krukut". Kali Krukut alirannya sepanjang 31,39 km. Sungai ini mengalir dari Situ Citayam, Bogor, Depok, Jagakarsa, Cilandak, Pasar Minggu, Kemang, Mampang Prapatan, Gatot Subroto, Setiabudi, Tanah Abang, Pecinan Glodok, bercabang di bawah Jembatan Toko Tiga Pancoran, melewati Pertokoan Gloria sampai di Bawah Jembatan Harco, hingga berakhir di Banjir Kanal Barat menyatu dengan Kali Ciliwung. 6. Kali Baru Barat Mengalir melintasi antara lain kecamatan Pancoran dan Tebet, Jakarta Selatan. Sungai ini adalah satu dari dua saluran yang digali dari hulu sungai Ciliwung di Katulampa dan Kali Cisadane, pada abad ke-18. 7. Kali Ciliwung Panjang aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km dengan daerah tangkapan airnya daerah aliran sungai seluas 387 km persegi.[2] Sungai ini relatif lebar dan di bagian hilirnya dulu dapat dilayari oleh perahu kecil pengangkut barang dagangan. Wilayah yang dilintasi Ciliwung adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Jakarta. Hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak. Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Ciliwung bermuara di daerah Luar Batang, di dekat Pasar Ikan sekarang. 8. Kali Baru Timur Merupakan sebuah saluran irigasi berupa sungai buatan yang dibangun bersamaan dengan pintu air Katulampa untuk mengalirkan sebagian air sungai Ciliwung dari Bogor bagian timur ke Jakarta, di sepanjang sisi Jalan Raya Bogor, melalui Cimanggis, Depok, Cilangkap, sampai bermuara di daerah Kali Besar, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saluran dibuat pada masa kolonial Belanda mulai tahun 1739 dan selesai 14 tahun kemudian, yakni pada 1753. Awalnya ditujukan untuk angkutan barang dari pedalaman di Bogor ke Batavia, tapi akhirnya difokuskan untuk irigasi pertanian saja. 9. Kali Cipinang Kali Cipinang disebut berasal dari Depok dan mengalir sampai ke arah Kanal Banjir Timur KBT. Kali Cipinang ini terletak di kawasan Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Kali Cipinang di Jakarta panjangnya 37,68 km. 10. Kali Sunter Kali Sunter mengalir di bagian timur kota Jakarta. Panjang aliran sungai utama mencapai 37 km dan bermuara di Teluk Jakarta. 11. Kali Buaran Kali Buaran adalah sungai yang bersumber dari Bekasi. Sungai ini mengalir di Kota Bekasi, Jawa Barat, dan bagian timur Kota Jakarta. Bagian hilir sungai ditampung di Banjir Kanal Timur yang meneruskan hingga bermuara di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Kali Buaran di Jakarta panjangnya 18,87 km. 12. Kali Jatikramat Kali Jatikramat adalah sungai yang mengalir di Kota Bekasi, Jawa Barat, dan bagian timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Bagian hilir sungai ditampung di Banjir Kanal Timur yang meneruskan hingga bermuara di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Daerah aliran sungai DAS Jatikramat di Kota Bekasi meliputi aliran air yang berasal dari Sungai Cileungsi, Cikeas maupun Sungai Bekasi. Kali Jatikramat di Jakarta panjangnya 14,5 km. 13. Kali CakungSungai ini juga mengalir melalui Kota Bekasi hingga akhirnya bermuara di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Kali Cakung terkait erat dengan Kali Jatikramat dan Kali Buaran. Ketiganya berkelok-kelok datang dari Bekasi dan saling terhubung hingga muara di Teluk Jakarta di kawasan Marunda melalui Cakung Drain. Kali Cakung di Jakarta panjangnya 39,59 km.
KotaJakarta Jakarta dilewati 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi 2. Bagian sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat. Sedangkan yang berada di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten. Kepulauan Seribu juga merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta.
JAKARTA, - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, ada belasan sungai di Jakarta yang berpotensi tidak bisa mengalir ke laut. Hal ini tersebut berdasarkan model kondisi Jakarta yang dibuat oleh Kementerian PUPR. "13 sungai berdasarkan data dan model yang kami buat, 15-20 tahun mungkin 15 tahun sejak 2015, itu tidak akan bisa yang mengalir gravitasi ke laut. Kecuali kalau kita bikin tanggul yang tinggi-tinggi," ujar Basuki usai rapat terbataa di Kantor Presiden, Senin 11/7/2022.Basuki melanjutkan, kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan permukaan tanah di Jakarta. Baca juga Menteri PUPR Memperbaiki Jakarta Mungkin Lebih Mahal Dibanding Bikin Ibu Kota Baru Sehingga, menurutnya, daya dukung lingkungan DKI Jakarta untuk kehidupan masyarakatnya sudah berat."Memperbaikinya pun mungkin lebih mahal dibandingkan kalau kita bikin baru. Jadi saya dari Kementerian PUPR dan eselon 1 bersepakat untuk itu pemindahan ibu kota, bukan politis. Enggak ada apa-apa," lanjutnya. Selain penurunan permukaan tanah, permasalahan banjir dan ketersediaan air minum, menurut Basuki, juga membutuhkan penanganan dengan biaya tidak sedikit. Baca juga Jokowi Bakal Tinjau Proyek IKN 3 Bulan Sekali, Menteri PUPR Supaya Orang Yakin Kita Mau Pindah Penanganan berbagai persoalan itu pun memerlukan waktu lama. Sehingga memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur memang harus dilakukan. "Banjir ini kan belum disentuh, air minum kita lagi mau, bagaimana kita menstop orang untuk tidak ambil air tanah, dipenuhi dulu dong, makanya ada ada Jatiluhur 1 Jatiluhur 2, ini akan selesai 2030. Kalau kami berdasarkan kajian itu harus pindah ibu kota," tambah Basuki Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Halamanpenyunting yang telah keluar log pelajari lebih lanjut. Pembicaraan; Kontribusi 1 bahasa. English; Sunting pranala. Daftar sungai di Yogyakarta. Halaman; Pembicaraan Daftar sungai di Jawa Tengah; Daftar sungai di Jawa; Daftar sungai di Indonesia; Referensi Halaman ini terakhir diubah pada 6 Juli 2021, pukul 13.16. Teks tersedia di
Oleh Djoko Subinarto PULUHAN tingkungan harus dilewati. Begitu juga tanjakan. Dan akhirnya hati terasa plong saat samar-samar mulai terlihat Gapura Selamat Datang, yang memberi tanda kepada para pengendara bahwa mereka mulai memasuki wilayah Sukanagara. Hamparan kebun teh tampak sekilas di kiri dan kanan jalan. Siang menjelang petang itu, saya telah berada di kawasan Sukanagara, Cianjur Selatan. Dari Sukanagara, jika melanjutkan perjalanan, kita bakal sampai Sidangbarang di basisir laut selatan. Sebagai sebuah kawasan yang berada di dataran tinggi, sebagian wilayah Sukanagara telah dijadikan perkebunan teh sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Saat ini, Sukanagara menjadi salah satu dari tiga besar sentra teh di Kabupaten Cianjur. Teh yang dihasilkan dari kawasan ini adalah jenis teh hitam. Baca Juga Bupati Bandung Dadang Supriatna Disebut Tak Rutin Laporkan LHKPN ke KPK, Berapa Jumlah Hartanya? Sejak 2018, persis di kawasan Simpang Tiga Sukanagara, berdiri pula Tugu Teh, yang menjadi penanda serta penegasan bahwa Sukanagara khususnya dan Cianjur umumnya merupakan kawasan penghasil teh. Pembangunan Tugu Teh ini diprakarsai oleh Asosiasi Teh Kabupaten Cianjur dan para petani teh Cianjur. Sayang, tugu tersebut kini terlihat kusam dan tampak agak kurang terurus. Petaka Cibala Tak jauh dari Tugu Teh, ke arah selatan, terletak Alun-Alun Tarumanagara. Persis di pinggirnya, mengalir Sungai Cibala, yang airnya mengalir dari arah utara ke arah selatan. Maret 2023 silam, Sungai Cibala ini menimbulkan petaka lantaran meluap hingga merendam Alun-Alun Tarumanagara, menyusul hujan deras dengan intensitas tinggi. Ratusan rumah penduduk dan puluhan fasilitas publik, termasuk SMPN 1 Sukanagara, juga ikut terendam, dengan ketinggian air antara 80 centimeter hingga 100 centimeter. “Alhamdulillah, waktu itu, banjir tidak sampai sini. Tapi, yang daerah selatan, habis terendam banjir. Yang utara, daerah SMP juga teredam,“ kata Asep Doneng [40], penduduk asli, yang kini mengelola sebuah penginapan di Jalan Raya Sukanagara, yang sempat saya temui, pada akhir April lalu, dan ajak berbincang sedikit soal banjir yang sebelumnya melanda Sukanagara. Menurut Asep, dulu sekali, hujan besar dan lama sekalipun, tak pernah membuat Sungai Cibala sampai meluap dan mengakibatkan banjir dahsyat, seperti yang terjadi Maret lalu. “Penyebab banjir kemarin sih banyak faktor. Tapi, terutama saya melihat penyempitan sungai sebagai salah satu penyebabnya,“ jelasnya.

Kemudian ada bagian tengah yang letaknya ada di daerah relatif dasar. Pada bagian ini biasanya arus nggak terlalu deras, terbentuk meander atau kelokan sungai yang besarnya 180°, dan terbentuk hingga hilir sungai. Nah, terakhir adalah bagian hilir atau muara sungai, yang merupakan akhir dari aliran sungai.

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, memiliki banyak sungai yang mengalir di dalamnya. Namun, tidak semua sungai di Jakarta memiliki aliran yang deras. Berikut adalah beberapa sungai di Jakarta yang terkenal dengan aliran derasnya Sungai Ciliwung Sungai Ciliwung adalah sungai terbesar di Jakarta dan mengalir dari Bogor hingga berakhir di Teluk Jakarta. Sungai ini memiliki aliran yang deras karena terdapat banyak bendungan di sepanjang alirannya. Selain itu, Sungai Ciliwung juga terkenal dengan masalah banjir yang kerap terjadi pada musim hujan. Sungai Krukut Sungai Krukut terletak di Jakarta Barat dan memiliki aliran yang deras. Sungai ini memiliki panjang sekitar 10 km dan mengalir melalui beberapa wilayah di Jakarta Barat seperti Kembangan, Meruya, dan Grogol. Meskipun demikian, Sungai Krukut juga mengalami masalah pencemaran lingkungan yang cukup serius. Sungai Cipinang Sungai Cipinang terletak di Jakarta Timur dan mengalir dari daerah Cipayung hingga berakhir di Sungai Ciliwung. Sungai ini memiliki aliran yang deras dan terkenal dengan lokasi-lokasi wisata yang ada di sepanjang alirannya. Namun, Sungai Cipinang juga mengalami masalah pencemaran lingkungan yang cukup serius. Sungai Sunter Sungai Sunter terletak di Jakarta Utara dan memiliki panjang sekitar 20 km. Sungai ini mengalir melalui beberapa wilayah di Jakarta Utara seperti Tanjung Priok, Koja, dan Kelapa Gading. Sungai Sunter memiliki aliran yang deras karena terdapat beberapa bendungan di sepanjang alirannya. Meskipun demikian, Sungai Sunter juga terkenal dengan masalah pencemaran lingkungan yang cukup serius. Sungai Pesanggrahan Sungai Pesanggrahan terletak di Jakarta Selatan dan memiliki panjang sekitar 12 km. Sungai ini mengalir melalui beberapa wilayah di Jakarta Selatan seperti Cilandak, Kebayoran Lama, dan Grogol Utara. Sungai Pesanggrahan memiliki aliran yang deras karena terdapat beberapa bendungan di sepanjang alirannya. Meskipun demikian, Sungai Pesanggrahan juga mengalami masalah pencemaran lingkungan yang cukup serius. Kesimpulan Jakarta memiliki banyak sungai yang mengalir di dalamnya, namun tidak semua sungai memiliki aliran yang deras. Beberapa sungai yang terkenal dengan aliran derasnya diantaranya Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Sungai Cipinang, Sungai Sunter, dan Sungai Pesanggrahan. Meskipun memiliki aliran yang deras, sungai-sungai tersebut juga mengalami masalah pencemaran lingkungan yang cukup serius. 2023-01-13

WSFht.
  • 7s7bg819tg.pages.dev/476
  • 7s7bg819tg.pages.dev/674
  • 7s7bg819tg.pages.dev/501
  • 7s7bg819tg.pages.dev/852
  • 7s7bg819tg.pages.dev/122
  • 7s7bg819tg.pages.dev/853
  • 7s7bg819tg.pages.dev/363
  • 7s7bg819tg.pages.dev/889
  • sungai apa di jakarta yang alirannya deras